Belajar dari Nabi Khidir

Ilustrasi.
toRiau-Suatu hari Nabi Khidir AS bermimpi diperintah Allah SWT untuk pergi berjalan ke barat. Selama perjalanan, ia diperintahkan untuk melaksanakan lima hal, yakni memakan apa yang dihadapi dalam perjalanan tersebut, menyembunyikan apa yang ditemui, menerima yang akan mendatangi, tidak boleh mengecewakan yang mendatangi, dan harus lari dari yang menemui.

Singkat cerita, Nabi Khidir berjalan ke arah sesuai perintah Allah. Setelah cukup lama menempuh perjalanan, Nabi Khidir melihat dan menghadapi sebuah bukit. Ia pun merasa bingung atas apa yang ditemuinya.

Meski demikian, Nabi Khidir menebalkan tekadnya serta mengumpulkan keyakinannya serta akhirnya berucap, "Aku telah mendapatkan perintah agar memakan apa yang dilihat atau dihadapi dalam perjalanan, tetapi ini benar-benar mustahil."

Nabi Khidir terus berjalan ke arah bukit tersebut sehingga terciptalah keajaiban. Bukit yang ada di hadap annya mengecil sampai seukuran roti sehingga ia dapat memungut dan memakannya.

Kemudian, Nabi Khidir melanjut kan perjalanannya, lalu menemukan sebuah mangkuk emas. Dalam perintah kedua, beliau disuruh untuk menyembunyikan benda tersebut, sehingga ia langsung menggali tanah untuk melaksanakannya. Namun, keanehan terjadi, mangkuk itu terusmenerus kembali ke permukaan. Akhirnya, beliau menyerah dan tidak menghiraukannya lagi.

Dalam perjalanan selanjutnya, ia menemukan burung kecil yang sedang dikejar oleh burung elang, sehingga mengingat perintah ketiga, yakni menerima burung kecil tersebut. Akhirnya, burung elang yang kelaparan datang dan bertanya, apakah Nabi Khidir melihat burung kecil. Beliau bingung karena menurut perintah keempat, nabi tidak boleh mengecewakannya.

Akhirnya, Nabi Khidir bersepakat bersama dengan keduanya dan memotong sebagian tubuh burung kecil itu untuk diberikan kepada elang, sehingga burung kecil dapat tetap hidup dan dilepaskan. Dalam perja lanannya yang terakhir, beliau melihat bangkai yang busuk. Sesuai perintah terakhir, beliau meninggalkan dan tidak menghiraukannya.

Setelah selesai, Nabi Khidir meminta petunjuk kepada Allah atas peristiwa yang terjadi. Hikmah yang pertama adalah agar kita memakan amarah dengan bersabar sehingga berubah menjadi kecil dan tidak ada lagi. Hikmah kedua, yakni kebaikan tidak akan bisa disembunyikan. Hikmah ketiga, burung kecil tersebut adalah amanah yang harus diterima.

Hikmah keempat, kita harus memberikan pertolongan kepada orang yang datang untuk menyam paikan keperluannya meskipun kita sendiri memerlukannya. Dan hikmah terakhir adalah gibah berbau busuk, yaitu bercerita tentang keburukan orang lain, harus ditinggalkan. Kelima sifat di atas merupakan sifat yang harus kita miliki dalam hidup ini. Semua sifat tersebut akan menjadikan kita selamat dan bahagia dalam menempuh kehidupan dunia ini dan membawa kebaikan bagi akhirat kita kelak. Wallahu a'lam. (rpc/adm)
TERKAIT