Banjir Rendam Wilayah Pemukiman Warga Inhu

Banjir melanda pemukiman warga.
toRiau-Ratusan rumah warga di Kabupaten Indragiri Hulu, dilanda banjir akibat hujan deras dalam beberapa hari terakhir yang memicu meluapnya Sungai Indragiri.

"Saya meminta masyarakat tetap waspada dan hati-hati, khawatir banjir semakin membesar," kata Kepala Pelaksana Kantor Penangggulangan Bencana Daerah (KPBD) Indragiri Hulu Paino.

Dia menjelaskan, Daerah Aliran Sungai (DAS) Indragiri meluap, masyarakat yang berada di wilayah tersebut perlu waspada agar tidak mengalami kecelakaan seperti hanyut maupun tenggelam, sedangkan sejumlah irigasi tersendat akibat sampah mengakibatkan rumah tergenang air.

Semua warga harus memperhatikan anak-anak agar tidak bermain di tepi sungai, orang tua diminta untuk tetap mengingatkan karena kondisi DAS berbahaya, banjir bandang bisa saja datang secara tiba-tiba baik siang maupun malam hari. "Namun jika kondisi DAS semakin meluap, warga harus mengungsi," sebutnya.

KPBD Inhu telah memantau kondisi sejumlah wilayah dan pemukiman penduduk yang dilanda banjir akibat hujan dan luapan sungai, salah satunya sesuai data yang diterima ada sejumlah daerah yang rawan banjir dan berdampak pada penduduk yakni Dusun I dan Dusun V Desa Talang Jerinjing, Kecamatan Rengat Barat.

"Saat ini ada 33 rumah dengan ketinggian air mencapai setengah meter dan bahkan air masuk ke dalam," jelasnya.

Paino menuturkan, banjir yang melanda beberapa wilayah Inhu ini merupakan banjir tahunan yang datang pada bulan November-Desember, oleh karena itu, masyarakat diimbau agar waspada dan mengurangi aktivitas di luar rumah.

Masyarakat Indragiri Hulu berharap pemerintah Kabupaten Inhu maupun Provinsi Riau meninjau lokasi rawan banjir, membangun irigasi yang baik, saluran air yang lancar agar jika datang musim hujan atau banjir kondisi tetap aman.

"Sejumlah wilayah tergenang air akibat irigasi tidak lancar dan banyak sungai kecil tertimbun tanah," ungkap warga Indragiri Hulu Yunus.

Misalnya di Kecamatan Rengat Barat, sejumlah saluran irigasi tertimbun sampah maupun tanah bekas bangunan warga, pemeliharaan dan pengawasan dari instansi terkait sejak puluhan tahun hampir tidak ada hingga setiap datnag musim hujan air tidak bisa laju dan lewat pada akhirnya tergenang masuk pemukiman penduduk. (*)

sumber:antarariau


TERKAIT