Pessel Waspada Virus Jembrana Pada Sapi Bali

Ilustrasi sapi  bali.
toRiau-Masyarakat pemilik ternak, terutama ternak jenis sapi bali di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) diingatkan meningkatkan kewaspadaan terhadap dugaan masuknya virus Jembrana.

Virus Jembrana yang diambil dari nama daerah di Pulau Bali, merupakan penyakit menular yang bisa menimbulkan kematian terhadap ternak. Walau penularanya cuma pada jenis sapi bali, atau tidak pada jenis lain, namun akan sangat merugikan bagi petani bila sapi yang tertular terlambat penanganan.

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jembrana adalah demam (suhu badan sapi tinggi, berkisar antara 39° C-41,5° C), pembengkakan hebat kelenjar limfe, erosi (luka-luka) pada selaput lendir mulut, diare yang sering bercampur darah dan sering terjadi, serta mengalami berkeringat darah.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Pessel Hazrita, melalui Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Joni Alfian menyampaikan para peternak di daerah itu memang diminta kewaspadaanya terhadap penyakit Jembrana pada sapi jenis bali.

"Imbauan kewaspadaan ini disampaikan, sebab di daerah itu terdapat empat ekor sapi yang mati, berasal dari kiriman daerah tetangga. Yakni Kabupaten Muko Muko Utara Provinsi Bengkulu di Kecamatan Silaut. Karena ekor sapi yang mati itu memiliki jenis sama, yakni sapi bali, sehingga ada dugaan terserang penyakit Jembrana. Agar tidak menimbulkan kerugian bagi peternak lainya, terutama pemilik sapi bali, maka diminta kewaspadaanya. Terutama sekali bila menemui ciri-ciri tertular penyakit Jembrana," katanya, Selasa (20/2).

Dia menyampaikan bahwa empat ekor sapi bali yang mati pada pekan lalu itu, tidak sampai mengeluarkan keringat daerah. "Walau demikian, kita dari Disnakeswan Pessel tetap melakukan uji labor. Uji labor ini dilakukan di Balai Veteriner Bukittinggi melalui sample darah yang diambil, dan kita berharap mudah-mudahan hasilnya negatif," harap Joni. 

Sambil menunggu hasil labor, pihaknya bersama petugas kesehatan hewan masih terus melakukan penelusuran ke lapangan, terutama sekali pada kecamatan-kecamatan yang menjadi sentra. "Upaya ini dilakukan agar tindakan dengan segera bisa dilakukan bila ditemui ada sapi yang memiliki ciri-ciri terkena penyakit Jembrana. Salah satu-ciri-ciri pasti ternak sapi bali yang terkena penyakit jembrana ini adalah mengeluarkan keringat darah. Ciri-ciri yang satu ini memang belum ditemui di Pessel, termasuk juga terhadap empat sapi yang mati itu," ujarnya.

Untuk diketahui, penyakit jembrana itu hanya menularkan penyakit pada sesama sapi bali. "Penyakit ini tidak menular kepada manusia, atau pada sapi jenis lainya. Karena virus yang ditularkan itu tidaklah sejenis zoonesis," jelasnya. Agar sapi yang ada di dalam daerah terbebas dari penyebaran virus Jembrana, maka dia menegaskan kepada pedagang pemasok sapi bali dari luar daerah, agar bisa menunjukan surat bebas dari penyakit Jembrana dari labor.

"Jika Surat Keterangan Kesehatan Hewan (AKKH) bebas dari penyakit Jembrana ini tidak ada, jangan harap sapi bali yang dikirim dari luar daerah, bisa lolos masuk ke Sumbar, khususnya di Pessel," tegasnya. (psl/adm)
TERKAIT