Begini Kemewahan Kereta Antipeluru yang Dipakai Kim Jong Un ke Vietnam

Kim Jong Un berangkat dari Stasiun Pyongyang pada 23 Februari 2019, untuk pertemuan puncak Korea Utara-AS kedua di Hanoi, Vietnam. 
toRiau - Perjalanan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un ke Vietnam untuk bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dipenuhi misteri. Kim menggunakan kereta hijau dengan strip kuning yang melintasi Sungai Yalu menuju China pada Sabtu (23/2/2019) malam.

Membutuhkan waktu sekitar dua setengah hari untuk tiba di Vietnam menggunakan kereta. Namun, kereta yang digunakan Kim itu bukan hanya sekedar kereta antipeluru. Kereta itu juga dilengkapi dengan persenjataan yang digunakan oleh ayahnya, Kim Jong Il, kakeknya Kim Il Sung, selama bertahun-tahun.

Kereta itu memiliki 21 gerbong dilengkapi dengan ruang-ruang konferensi yang semua bagian interiornya berwarna putih, sejumlah gerbong untuk makan malam, dan gerbong untuk tidur.

"Beberapa gerbong diisi dengan kursi-kursi kulit berwarna pink, televisi layar lebar, dan gorden berwarna gading yang tergantung di semua jendela," ungkap media Korut.

"Kereta itu juga memiliki koneksi telepon satelit sehingga Kim bisa terus mengikuti perkembangan terbaru dan mengeluarkan perintah," ungkap laporan televisi negara itu.

Menurut laporan surat kabar Korea Selatan (Korsel), JoongAng Ilbo, kereta itu juga mengangkut mobil Mercedes Benz miliknya.

"Kereta pribadinya itu jelas memiliki interior mewah dan fasilitas berkualitas terbaik, tapi ini juga bisa melakukan perjalanan secara aman di China dengan jalur kereta yang sangat bagus di sana," kata Ahn Byung Min, pengamat senior di Institut Transportasi Korea yang didanai Pemerintah Korsel.

"Kereta itu dapat mencapai kecepatan hingga 80 kilometer per jam di jaringan China dibandingkan dengan maksimal 45 kilometer per jam di jalur rel Korut," tutur Ahn.

Meski Kim menggunakan kereta untuk tujuan damai saat ini, dia sebelumnya juga menggunakan kereta yang sama untuk persiapan perang.

Pada 2016, media negara menunjukkan dia tiba di Pyongyang dengan disambut upacara megah dan perayaan karpet merah di Stasiun Pyongyang dari stasiun peluncuran satelit di Sohae, setelah sukses meluncurkan roket jarak jauh yang menurut AS merupakan rudal balistik antarbenua.

Selama konferensi tingkat tinggi (KTT) dengan Presiden Korsel Moon Jae In di Pyongyang pada September, Kim berjanji melucuti fasilitas peluncuran dan uji coba rudal di Sohae; dan citra satelit terbaru menunjukkan pelucutan itu sudah dimulai.

Kereta menjadi bagian penting bagi keluarga Kim.

Pada akhir 2011, ayah Kim, Kim Jong Il meninggal dunia di kereta. Gerbong yang dicat dengan warna hijau itu dipamerkan di Istana Matahari Kumsusan tempat Kim Jong Il disemayamkan. Bapak pendiri Korut, Kim Il Sung yang juga kakek Kim, melakukan perjalanan ke luar negeri menggunakan kereta secara rutin selama berkuasa hingga meninggal dunia pada 1994.

Perjalanan kereta itu termasuk lawatan ke Vietnam pada 1958 saat dia transit di Beijing untuk naik pesawat dan perjalanan ke Eropa Timur pada 1984 melalui Uni Soviet.

Pada 2002, buku "Orient Express", pejabat Rusia Konstantin Pulikovsky menggambarkan perjalanan tiga pekan Kim Jong Il ke Moskow.

Di kereta yang merupakan hadiah dari pemimpin Soviet, Stalin; minuman Bordeaux dan Beaujolais diterbangkan dari Paris, termasuk juga lobster hidup menurut buku tersebut. Mantan pejabat intelijen Korsel, Nam Sung Wook menyatakan, keputusan Kim melakukan perjalanan dengan kereta ke pertemuan di Hanoi merupakan bagian dari citra yang hendak dia ciptakan.

“Kim Jong Un terlibat dalam pertunjukan besar, memilih untuk perjalanan kereta lebih dari 60 jam, saat dia bisa pergi ke Hanoi hanya dalam waktu empat jam dengan penerbangan pesawat,” kata Nam.

"Kontes telah dimenangkan terkait substansi dalam konferensi tingkat tinggi ini," sebut Nam.

Perjalanan menggunakan kereta menjadi mode transportasi favorit bagi Kim Jong Un, ayahnya Kim Jong Il, dan kakeknya Kim Il Sung. Para pakar Korut menyebut perjalanan luar negeri Kim Jong Un mirip dengan Kim Il Sung, termasuk saat mengunjungi China pada Januari lalu.

"Ayahnya, Kim Jong Il sangat tertutup. Dia tidak suka bertemu delegasi asing dan dia tidak benar-benar menikmati pergi ke negara-negara asing," ungkap Thae Yong Ho, mantan Deputi Duta Besar Korut untuk Inggris yang membelot ke Korea Selatan (Korsel) pada 2016.

"Tapi, Kim Jong Un sedikit mirip Kim Il Sung. Dia benar-benar menyukai aktivitas luar negeri," kata Thae.

Kakek Kim, Kim Il Sung, mengunjungi Vietnam dua kali pada 1958 dan 1964.

"Pada 1958, Kim Il Sung pergi dari Pyongyang ke Beijing menggunakan pesawat, lalu dari Beijing ke Guangzhou menggunakan kereta, lalu dia muncul untuk melintasi perbatasan dari China ke Hanoi menggunakan pesawat,” ungkap laporan surat kabar Korsel, Kyunghyang Shinmun, mengutip laporan media China.

"Pada 1964, Kim Il Sung mengunjungi Vietnam menggunakan pesawat Vickers Viscount yang disiapkan China yang merupakan pesawat pribadi orang kepercayaan Mao Zedong, Lin Biao,” kata laporan Kyunghyang Shinmun.

Trump dan Kim akan bertemu di ibu kota Vietnam pada 27–28 Februari, delapan bulan setelah pertemuan bersejarah pertama mereka di Singapura pada Juni lalu. Pertemuan itu melanjutkan upaya denuklirisasi penuh semenanjung Korea.

Berbagai negosiasi setelah pertemuan di Singapura berjalan lambat dan muncul perkiraan bahwa pertemuan kali ini akan ada kesepakatan lebih spesifik. (**/inid)
TERKAIT