Cinta dan Kehangatan


SUATU ketika,  kapak, gergaji, palu dan nyala api sedang mengadakan 
perjalanan bersama-sama. Di suatu 
tempat, perjalanan mereka terhenti 
karena terdapat sepotong besi baja yang tergeletak menghalangi jalanan.

Merekapun berusaha menyingkirkan baja tersebut dengan kekuatan yang mereka miliki masing-masing.

"Ah … itu bisa aku singkirkan," kata kapak dengan sombong.

Lalu pukulan-pukulannya keras sekali 
menghantam baja yang juga kuat dan 
keras, tapi tiap bacokan hanya membuat kapak itu lebih tumpul sendiri sampai ia berhenti.

Melihat hal itu sang gergajipun turun 
tangan.

"Sini… biar aku yang urus… masa 
menyingkirkan hal itu saja tidak bisa," kata gergaji. Lalu dengan gigi-gigi yang tajam tanpa perasaan ia pun mulai 
menggergaji. tapi seperti halnya kapak
ia juga kecewa. Semua giginya jadi tumpul dan rontok.

Melihat dua temannya yang tidak sanggup menyingkirkan baja itu . sekarang giliran palu yang angkat bicara.

"Apa kubilang… kalian takkan bisa 
menyelesaikan masalah ini…kekuatan 
kalian bukan apa-apa disini. Sini… sini aku tunjukkan caranya.

Tapi baru sekali ia memukul kepalanya 
terpental sendiri dan baja tetap tak 
berubah.

Setelah ketiganya menyerah, sekarang 
nyala api yang dari tadi diam mulai bersuara.

“Boleh aku coba?" tanya Nyala Api.

ketiga temannyapun mengangguk.
Kemudian iapun melingkarkan diri 
dengan lembut menggeluti memeluk 
dan mendekap besi baja itu erat-erat tanpa mau melepaskannya. Hingga akhirnya baja yang keras itupun meleleh cair.

Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga tinggi,  tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat. 

Betapa arif bijak ada dalam sebuah kelembutan dan kehangatan, seperti api mencairkan hati yang dingin.

Untuk itu saya teringat akan sebuah 
Firman suci-Nya dalam Al-Qur'an :  "maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap 
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras  lagi berhati kasar, tentulah mereka 
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, danbermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. 3:159).***/dr.H.K.Suheimi 
TERKAIT