Pilkada di Tengah Wabah, Pemilih Tak Celupkan Jari ke Tinta Usai Nyoblos


JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan teknis pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, hanya saja ada penambahan protokol kesehatan Covid-19. Misalnya jari pemilih yang selesai mencoblos tidak dicelupkan ke dalam tinta, melainkan tinta itu ditetes memakai pipet.

"Teknis pelaksana pemungutan suara tidak ada yang berbeda juga tata caranya mulai masuk kemudian mendaftar dan diberi surat suara. Kemudian surat suara dicoblos sampai keluar diberi tanda tinta, tetapi mekanismenya yang kemudian ditambahkan dengan memerhatikan protokol kesehatan," kata Ketua KPU, Arief Budiman, Kamis (18/6).

Adapun penambahan protokol kesehatan pada saat melakukan pencoblosan misalnya memakai masker, di tempat pemungutan suara (TPS) disediakan tempat cuci tangan, dilakukan pengukuran suhu. Saat mencoblos, para pemilih akan diberikan sarung tangan plastik yang akan langsung dibuang setelah dipakai.

Kemudian ketika usai menggunakan hak suaranya, jari tangan para pemilih akan diteteskan tinta. Cara ini agak berbeda dari Pemilu sebelumnya yang mana jari pemilih diminta dicelupkan ke dalam tinta.

"Ketika dia masuk dia diberi sarung tangan plastik sekali pakai. Jadi setiap dia masuk dia menyentuh kertas, surat suara, alat coblos sudah dengan sarung tangan plastik. Sampai kemudian dia mau keluar sarung tangannya dilepas dibuang di tempat sampah yang sudah kita sediakan. Kemudian diberi tinta dan tidak mencelupkan di dalam satu botol tinta seperti Pemilu sebelumnya," jelas Arief seperti dilansir detikcom.

"Ini contoh pipet yang kami rencanakan tinta akan kami teteskan. Jadi mereka tidak langsung mencelupkan salah satu jarinya ke dalam botol tinta, sudah kita siapkan contoh pipetnya. Sarung tangan itu untuk petugas sarung tangan karet, tetapi untuk pemilih nanti akan kita gunakan sarung tangan plastik sekali pakai," sambungnya.

Arief mengatakan, KPU ingin memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pemilih yang menggunakan hak suaranya pada Pilkada di masa pandemi Covid-19. Oleh karenanya KPU menyusun penyelenggaraan Pilkada dilaksanakan dengan protokol ketat.

"Walaupun kami sudah bertanya pada pembuat tinta dia mengatakan dalam tinta itu ada zat-zat yang membunuh kuman, jadi ada mengandung alkohol dan lainnya. Jadi pasti virus corona mati di situ, tapi kami ingin membuat warga tenang tidak takut. Jadi berikan metode lain agar warga tak takut," ungkap Arief. (f/ant)
TERKAIT