CATATAN TUN AKHYAR, PEMRED TORIAU.CO

Siapa Menyusul Duet Andi Rachman-Suyatno?


Di tengah gonjang-ganjing kepemimpinan Partai Golkar menyusul kasus hukum yang membekap Ketua Umum Setya Novanto, sebuah SK kemarin, Selasa |(21/11/2017) beredar di tengah-tengah masyarakat Riau. SK itu adalah penetapan Partai Golkar untuk pasangan Arsyadjuliandi 'Andi' Rachman (Gubernur Riau) dengan Suyatno (Bupati Rokan Hilir) maju sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Riau untuk Pilgubri 2018.

SK DPP Golkar bernomor R-521/Golkar/XI/2017 bertanggal 13 November 2017 yang  ditandatangani Ketum Setya Novanto dan Sekjen Idrus Marham, seakan menjawab keraguan banyak pihak tentang untuk siapa 'perahu' Golkar pada Pilgubri nanti. 

Munculnya keraguan itu, karena pasca-Setnov ditahan KPK, muncul rumor-rumor bahwa kemungkinan berpindahnya dukungan dari duet Andi-Suyatno ke figur-figur lain pada 
Pilgubri. Apalagi, dalam waktu dekat ini seusai rapat pimpinan Golkar kemarin, Partai Golkar akan menggelar Munaslub untuk mencari pengganti Setnov sebagai ketua umum.

Namun keraguan itu langsung terjawab dengan kemunculan SK penetapan calon gubernur dan wakil gubernur Riau yang ternyata 'sudah disiapkan' jauh hari sebelum Setnov kembali 
menjadi tersangka dan ditahan oleh KPK. Artinya, kecil kemungkinan, SK itu akan 
berubah lagi atau berpindah tangan ke figur-figur lain yang akan maju pada Pilgubri.

Partai Golkar sendiri untuk maju di Pilgubri memang tidak perlu harus berkoalisi dengan partai-partai lain, karena jumlah kursi di DPRD Riau sudah melebihi syarat minimal yang 20 persen, atau 13 kursi. Partai Golkar Riau sendiri meraih 14 kursi di DPRD Riau.

Dengan penetapan DPP Partai Golkar dan syarat minimal yang sudah dipenuhi, maka dapat  dipastikan pasangan Andi-Suyatno sudah 'aman' untuk bertarung di Pilgubri tahun depan. 

Pertanyaannya, siapakah pasangan lain yang akan menyusul mereka?

Dari perkembangan selama ini, sepertinya, baru pasangan HM Harris dan Yoppy Arianto  yang agak kokoh membayangi duet Andi-Suyatno. Mengantongi surat rekomendasi dari Partai PDIP, duet Harris-Yopy hanya tinggal menambah empat kursi lagi agar bisa positif maju. PDIP sendiri memiliki 9 kursi di DPRD.

Sementara kandidat lainnya, sebutlah seperti Syamsuar yang juga Bupati Siak ataupun Lukman Eddy (anggota DPR-RI), sejauh ini belum terlihat nyata dengan siapa akan berpasangan nantinya. Keduanya pun belum pernah sekalipun secara resmi menegaskan, soal pasangan mereka.

Syamsuar yang mengantongi surat tugas dari Partai PAN, baru hanya sebatas 'bisik-bisik' tetangga akan berduet dengan Danrem 031/WB Brigjen Edy Natar Nasution yang tahun depan akan pensiun dari TNI. Faktor belum 'deal' dengan Partai Gerindra untuk menduetkan keduanya, disinyalir menjadi penyebab belum adanya 'keberanian' untuk bersuara seperti pasangan Andi-Suyatno atau Harris-Yopy.

Dengan 'modal' 7 kursi PAN, Syamsuar memang harus kerja keras untuk menambah 6 kursi  lagi agar bisa memenuhi syarat minimal pencalonan yang 13 kursi. Tapi, jika bisa deal dengan Gerindra yang juga memiliki 7 kursi di DPRD, praktis Syamsuar akan bisa melenggang ke Pilgubri.

Begitu juga, dengan Lukman Eddy, yang diusung PKB memang dalam beberapa kesempatan 
sering disebut-sebut akan berduet dengan Ketua Partai Demokrat Riau, Asril Auzar.  Tapi, sekali lagi, keduanya sama sekali belum pernah memberikan pernyataan tegas, apalagi secara bersama-sama, memang akan berpasangan nantinya.

PKB dengan 6 kursi dan Demokrat yang 9 kursi, ini tentunya sudah jauh melampui syarat  minimal untuk pencalonan mereka. Pertanyaannya, akankah Demokrat dengan jumlah kursi di DPRD dominan ketimbang PKB, 'hanya' akan mengambil posisi wakil gubernur saja? 

Inilah keseruan yang sedang berlangsung di Riau menjelang pelaksanaan Pilgubri tahun depan. Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi seiring makin kencangnya manuver-manuver politik yang dilakukan para kandidat Gubernur Riau ataupun partai-partaipolitik menjelang masuknya tahapan pendaftaran ke KPU Provinsi Riau awal tahun depan. ***


TERKAIT