CATATAN TUN AKHYAR, PEMRED TORIAU.CO

Selamat Berkompetisi Calon Gubernur Riau!


Hari ini, 12 Februari 2018, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau menetapkan seluruh pasangan calon (paslon) yang mendaftar untuk mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Riau, yakni sebanyak empat pasang paslon, lolos. Besok dijadwalkan akan dilakukan penetapan nomor urut pasangan calon.

Dengan selesainya dua tahapan krusial itu; pendaftaran dan verifikasi administrasi, berarti keempat paslon masing-masing Asyadjuliandi Rachman-Suyatno, Firdaus-Rusli Effendi, Syamsuar-Edy Nasution dan Lukman Edy-Hardianto, berhak untuk memulai tahapan paling 'heboh' dalam sebuah Pilkada, yakni kampanye!

Sesuai jadwal Pilkada yang telah ditetapkan dan disosialisasikan lembaga penyelenggara pemilu, yakni KPU, tahapan kampanye akan berlangsung selama empat bulan dimulai 15 Februari hingga 23 Juni 2018. Kemudian masuk masa tenang dan pembersihan alat peraga tanggal 24-26 Juni, dan pencoblosan pada tanggal 27 Juni 2018.

Pelaksanaan kampanye tersebut berlangsung tiga bentuk. Yakni, kampanye pertemuan-pertemuan dan penyebaran bahan kampanye: 15 Februari-23 Juni 2018; Debat publik terbuka: 15 Februari-23 Juni 2018; dan Kampanye melalui media massa: 10-23 Juni 2018.

Sekalipun sebelumnya para paslon sudah lebih awal memulainya dalam bentuk sosialisasi dari kota ke kota, dari kabupaten ke kabupaten dan masuk ke pelosok desa untuk bertemu langsung dengan para pemilih dan pendukungnya, namun tahapan kampanye ini tentu akan sangat menentukan sekali.

Sebab, seluruh pasangan calon sudah resmi tercatat sebagai peserta Pilgubri 2018. Pengamanan dan pengawasan sudah langsung melekat kepada seluruh peserta baik sebagai calon gubernur maupun calon wakil gubenur Riau. Yang sebelumnya berstatus Gubernur, Bupati atau Walikota, saat ini sudah kembali sebagai warga biasa, karena berstatus non-aktif.

Begitu juga para kandidat yang sebelumnya berstatus militer, kini sudah menjadi orang sipil. Yang sebelumnya disebut sebagai anggota legislatif atau 'wakil rakyat yang terhormat' kini kembali ke masyarakat biasa. Dengan cara itu, tidak ada lagi batas antara mereka dengan masyarakat awam yang akan memilihnya.

Para kandidat adalah figur yang kini berposisi 'meminta dukungan' dan berharap suara dari masyarakat. Rakyatlah yang kini akan menentukan, siapa yang akan dipilih dan ke siapa pilihan akan ditentukan nantinya pada saat pencoblosan tanggal 27 Juni 2018.

Karena itu, masa-masa kampanye, adalah saat penting bagi paslon untuk meyakinkan pemilik hak suara tentang visi misi dan program kerja yang akan diterapkan saat mereka terpilih nantinya menjadi  'orang nomor satu' di Provinsi Riau.

Jika pogram kerja yang 'dijual' realistis dan bisa diterima logika masyarakat banyak dan tidak sebatas mengumbar janji belaka, tentu saja peluang untuk menarik simpati masyarakat akan sangat terbuka lebar. Dan, pada akhirnya, pilihan dukungan nantinya akan jatuh kepadanya.

Satu hal yang patut dikunyah-kunyah para paslon di Pilgubri, masyarakat Riau sudah sangat cerdas dan paham dengan perpolitikan. Jadi, jika ada paslon yang mengumbar program kerja terlalu berlebihan dan tidak mungkin direalisasikan nantinya, percayalah pasangan itu tidak akan dilirik masyarakat.

Dan jangan lupa, track record dan apa yang telah dilakukan selama ini, khususnya bagi para calon yang pernah menjadi kepala daerah, akan sangat melekat dan selalu teringat oleh masyarakat pemilih. Janji-janji politik yang pernah disampaikan saat musim kampanye sebelumnya, akan di-review oleh para pemilih dan jadi titik awal penilaian sebelum mengambil keputusan saat pencoblosan.

Jadi, menurut hemat saya, sebaiknya seluruh paslon bersikap realistis dalam masa-masa kampanye. Tak perlu mengumbar-umbar kehebatan berpidato atau berbicara, apalagi mengumbar program-program yang tak dimengerti dan diyakini masyarakat akan bisa terlaksana nantinya. Untuk apa mulut sampai berbusa-busa berkampanye, kalau yang disampaikan itu tidak 'termakan' oleh alam pikiran masyarakat awam.

Satu hal lagi, menurut saya, sudah tidak zamannya lagi kampanye diisi dengan kalimat saling sindir dan jelekan pihak lain. Sudahilah gaya 'kampanya hitam' atau black campaigne yang hanya menuruti syahwat politik, karena akan membuat masyarakat jadi mual dan muntah. Gaya kampanye seperti itu justru akan memperbesar resistensi masyarakat terhadap para kandidat.

Demikian saja. Selamat berkompetisi wahai para kandidat Gubernur Riau. Semoga anda sukses! ***
TERKAIT