dr.H.K.Suheimi

Cinta dan Kehangatan


SUATU ketika,  kapak, gergaji, palu dan nyala api sedang mengadakan perjalanan bersama-sama. Di suatu tempat, perjalanan mereka terhenti karena terdapat sepotong besi baja yang tergeletak menghalangi jalanan.

Merekapun berusaha menyingkirkan baja tersebut dengan kekuatan yang mereka miliki masing-masing.

"Ah … itu bisa aku singkirkan," kata kapak dengan sombong.

Lalu pukulan-pukulannya keras sekali menghantam baja yang juga kuat dan keras, tapi tiap bacokan hanya membuat kapak itu lebih tumpul sendiri sampai ia berhenti.

Melihat hal itu sang gergajipun turun tangan.

"Sini… biar aku yang urus… masa menyingkirkan hal itu saja tidak bisa," kata gergaji. Lalu dengan gigi-gigi yang tajam tanpa perasaan ia pun mulai

menggergaji. tapi seperti halnya kapak ia juga kecewa. Semua giginya jadi tumpul dan rontok.

Melihat dua temannya yang tidak sanggup menyingkirkan baja itu . sekarang giliran palu yang angkat bicara.

"Apa kubilang… kalian takkan bisa menyelesaikan masalah ini…kekuatan kalian bukan apa-apa disini. Sini… sini aku tunjukkan caranya.

Tapi baru sekali ia memukul kepalanya terpental sendiri dan baja tetap tak berubah.

Setelah ketiganya menyerah, sekarang nyala api yang dari tadi diam mulai bersuara.

“Boleh aku coba?" tanya Nyala Api. Ketiga temannyapun mengangguk.

Kemudian iapun melingkarkan diri  dengan lembut menggeluti memeluk dan mendekap besi baja itu erat-erat tanpa mau melepaskannya. Hingga akhirnya baja yang keras itupun meleleh cair.

Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga tinggi,  tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat.

Betapa arif bijak ada dalam sebuah kelembutan dan kehangatan, seperti api mencairkan hati yang dingin.

Untuk itu saya teringat akan sebuah Firman suci-Nya dalam Al-Qur'an :  "maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras  lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. 3:159).***/dr.H.K.Suheimi
TERKAIT