Isu Tidak Perawan Atlet Senam Shalfa, Komisi X DPR Desak Pelatih Minta Maaf


JAKARTA - Komisi X DPR menyayangkan pemulangan atlet senam Shalfa Avrila Siani (17) karena diisukan tidak perawan oleh sang pelatih. Bahkan Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf mendesak pelatih Shalfa meminta maaf.

"Menurut saya ranah pribadi ranah privat yang tidak ada hubungan dengan prestasi itu tidak bisa dicampurtangani oleh pelatih. Itu urusan privat. Nggak ada hubungannya. Kalau dia indisipliner maka tegurannya berupa sanksi, bukan dengan melakukan tuduhan-tuduhan yang tidak masuk di akal," kata Dede Yusuf, dilansir dari detik.com.

Menurut Dede, memang jika itu benar, sekali lagi jika itu benar, pelatih itu harus membuat pernyataan maaf tertulis kepada keluarga dan juga kepada publik karena sudah ramai. Apalagi jika tuduhan tidak benar.

Dede Yusuf menyebut orang tua Shalfa pasti syok terkait isu anaknya dipulangkan karena tuduhan tak perawan. Dede menegaskan pelatih tidak bisa memasuki ranah privat atlet, terlebih isu privasi itu belum terbukti.

"Jadi ada ranah-ranah privat yang pelatih itu tidak bisa masuk yang tidak ada hubungannya dengan prestasi. Harus ada teguran keras kepada pelatih. Jadi KONI-lah, dalam konteks ini KONI menegur kepada Persani," tegas Dede

Dede Yusuf menyarankan agar kemampuan dan prestasi Shalfa tidak disia-siakan. Menurutnya, harus ada dua hal yang dilakukan.

"Yang pertama KONI menegur dan pelatihnya harus melakukan pernyataan maaf apapun alasannya dia harus gentle. Nggak ada dalam dunia olahraga itu urusan ranah pribadi privat itu dijadikan alasan itu nggak, kecuali indisipliner. Silakan keluarkan surat indisipliner tapi bukan soal tidak perawan," tegas Dede.

"Yang kedua menurut saya hak dia sebagai atlet jangan dihilangkan, sayang, prestasinya baik, bagus. Silakan kita serahkan mulai dari KONI, Pemda sampai Kemenpora harus merehabilitasi prestasinya Shalfa," kata Dede.  Jika dibiarkan kata Dede, dia khawatir nanti atlet-atlet lain juga diperlakukan sama.

"Nggak ada yang mau jadi atlet nanti kalau kehidupan pribadinya dikorek-korek," imbuh politikus Partai Demokrat itu.***
TERKAIT