Perilaku Konsumen Properti Semakin Mengarah ke Pasar Online

Ilustrasi properti online.
toRiau-Tren pertumbuhan digital semakin tidak terbendung seiring perilaku konsumen semakin mengarah ke pasar online. Perusahaan yang ingin terus berkembang mau tidak mau mampu mengikuti perkembangan tersebut agar tidak kehilangan pasar milenialnya.

Perusahaan properti juga mulai menyadari akan potensi dari perkembangan bisnis digital. Sejumlah pengembang mulai mempersiapkan diri untuk ekpansi memanfaatkan perkembangan ini untuk mendorong penjualan.

PT PP Properti Tbk (PPRO) misalnya akan meluncurkan e-commerce berbasis aplikasi pada Desember 2017 mendatang. Perusahaan melakukan ekpansi tersebut karena ingin memanfaakan tren pertumbuhan digital yang semakin tidak terbendung.

Galih Saksono, Direktur Operasi PP Properti mengatakan, tujuan utama pengembangan e-commercer berbasis aplikasi itu adalah guna memperluas jaringan marketing dengan menarik para freelancer. "Ini akan resmi diluncurkan pada 15 Desember 2017 mendatang bersamaan dengan ulang tahun PPRO," sebut Galih.

Lewat aplikasi tersebut, semua orang yang ingin mencari penghasilan tambahan bisa menjadi marketing freelancer PP Properti. Mereka yang tertarik bisa mendaftarkan diri sebagai freelancer dan akan diberikan komisi 2% setiap kali berhasil menjual produk PPRO.

Selain membuka peluang bagi freelancer, lanjut Galih, aplikasi tersebut bisa dimanfaatkan juga oleh agen yang sudah bekerjasama dengan PPRO saat ini dengan komisi tetap sesuai perjanjian awal. Transaksi lewat aplikasi tersebut hanya bisa dilakukan sampai proses pendaftaran dan pembayaran nomor urut pemesanan saja (NUP). Sementara untuk proses pembelian harus tetap mengikuti proses konvensional karena harus melibatkan perbankan.

PPRO menargetkan, e-commerce tersebut bisa berkontribusi 20% terhadap target marketing sales perusahaan tahun depan yang diproyeksi tumbuh 20% dari target tahun ini yakni Rp 2,9 triliun.

Pengembang lain yang memanfaatkan perkembangan digital adalah Paramaount Land. Perusahaan ini gencar mendorong penjualan produk-produk propertinya secara digital karena melihat potensi penjualan secara online sangat bagus terutama untuk menangkap peluang dari kelompok millienial.

Saat ini, penjualan Paramound memang maih didominasi dari offline. Sedangkan penjualan online masih jauh dibawah 50%. Namun, perusahaan melihat penjualan lewat online akan terus meningkat karena generali mellenial lebih senang mencari informasi properti lewat internet saat ini.

Tahun depan, Paramount menargetkan porsi penjualan online dan penjualan konvensional sudah sebanding. "Setelah kami fokus melakukan pemasaran lewat online sejak tahun 2015, inquiry yang masuk lewat online ternyata sangat bagus. Tahun depan kami targetkan penjualan lewat online bisa mencapai 50%" ungkap Chrissandy Dave Winata, Product General Manager Paramount Land.

Paramaount telah meluncurkan e-commrece berbasis web Superpro.id. Ini merupakan salah satu sales tools yang digunakan perusahaan berjualan dan sudah bisa resmi bisa diakses publik mulai April 2017.

Chrissandy menjelaskan, lewat Superpro.id, calon konsumen bisa mencari dan memilih produk-produk Paramount Land dan sekaligus bisa melakukan pemesanan atau booking fee disana. Ke depan, Paramount akan lebih memberatkan pemasaran lewat online terutama dengan kehadiran Superpro.id.Dengan kehadiran situs tersebut, perusahaan optimis penjualan mereka akan semakin terkerek.

Paramount sudah gencar melakukan kampanye atau pemasaran lewat internet sejak tahun 2015 yang diawali lewat sosial media dan website perusahaan. Dengan terus gencar memanfaatkan potensi perkembangan digital, Chrissandy optimis bisa mencapai target merketing sales Rp 2,1 triliun yang ditetapkan tahun ini.

Chairman TRAS N CO Research Tri Raharjo, menyampaikan perusahaan-perusahaan populer di dunia digital berpotensi memenangkan pasar. Oleh karena itu, di tengah pertumbuhan digital maka perusahaan harus berkembang juga secara digital. "Ini tak hanya terbatas pada perusahaan riotel saja. Tapi semua perusahaan yang ingin berkembang sekarang harus populer juga di dunia digital,"  paparnya.

Selain penguasaan di pasar konvensional, memenangkan persepsi dan pilihan netizen adalah jalan rasional bagi merek yang ingin terus duduk sebagai market leader di industrinya. Menurut Tri, pengelola merek harus cerdas mengelola pasar digital se-atraktif mungkin.

Untuk menjadi brand yang selalu bersinar di ranah digital tentu tidak mudah. Tri mengatakan, perlu fokus dan konsisten dengan satu layanan yang membuat semua proses bisnis menjadi sederhana dan dapat diakses dari mana saja.

"Perusahaan-perusahaan harus menyadari itu. Makanya website-website yang mereka punya saat ini harusnya tidak hanya sebagai company profile saja tetapi harus bisa sekaligus sebagai sarana pemasaran," beber Tri. (ktc/adm)

 

 


TERKAIT