Trik Negeri Istana Terhindar dari Kelangkaan Elpiji

Petugas Disperindag Siak mengamankan elpiji 3 kg.
toRiau-Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Siak meminta masyarakat mampu untuk tidak menggunakan gas elpiji tiga kilogram yang disubsidi untuk warga tidak mampu guna menghindari kelangkaan.
    
"Masyarakat yang mampu termasuk Kafe-kafe dan rumah makan, kita minta untuk tidak lagi menggunakan elpiji tiga kilogram karena hanya diperuntukkan untuk masyarakat miskin atau tidak mampu," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Siak Hendra, Senin (27/11).
   
Hendra mengatakan, hal tersebut guna menghindari kelangkaan gas elpiji seperti  Minggu lalu di beberapa wilayah kabupaten Siak serta melonjaknya harga, yang disebabkan karena kurang tepat sasarannya penggunaan gas melon tersebut.
   
"Penyebab kelangkaan gas elpiji itu salah satunya karena masih belum tepat sasarannya penggunaan, masyarakat mampu masih sering juga menggunakan," jelas Hendra.
   
Hendra menuturkan, masyarakat mampu harusnya menggunakan gas elpiji 12 kilogram atau bright gas seberat 5,5 kg. Bahkan kini mereka bisa menukarkan tabung gas melonnya ke tabung gas non subsidi untuk mempermudah.
   
"Bahkan kini masyarakat bisa menukarkan ke pangkalan tabung gas tiga kg nya untuk beralih ke gas non subsidi. Jadi tidak perlu takut tabung gas melonnya akan terbuang atau tidak terpakai," tutur Hendra.
   
Selain itu penyebab lainnya banyaknya pedagang-pedagang keranjang yang membeli di setiap pangkalan untuk dijual lagi ke warung-warung (pengecer) dengan harga yang jauh tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan.
   
Beberapa hari yang lalu di kecamatan Kandis terjadi kelangkaan dan kenaikan harga gas Elpiji tiga kilogram menjadi Rp30 ribu bahkan Rp40 ribu.
   
"Gas seharga Rp40 ribu itu di warung-warung yang mereka ambil dari pedagang keranjang. Pedagang keranjang ini di belinya ke pangkalan -pangkalan yang dikutipnya dua, tiga elpiji masing-masing pangkalan," papar Hendra.
   
Untuk mengatasi hal tersebut lanjut Hendra, pihaknya sudah mengadakan rapat dengan para agen-agen dan memutuskan bahwa masyarakat harus menunjukkan kartu keluarga (KK) saat pembelian. Serta pangkalan tidak boleh melayani pedagang keranjang untuk dijual-jual lagi ke warung-warung. "Itu solusi cepat untuk mengatasi kelangkaan dan tingginya harga Elpiji tiga kilogram," cetus Hendra. (*)

sumber:antarariau
TERKAIT