Target Produksi Padi Riau 2017 Meleset dari Target

Ilustrasi padi.
toRiau-Pemerintah Provinsi Riau kesulitan untuk mencapai target produksi padi pada 2017 karena sejumlah kendala yang mengakibatkan daerah tersebut hingga kini masih sangat bergantung pada pasokan bahan pangan dari provinsi lain.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPH-BUN) Provinsi Riau Ferry HC Ernaputra, Selasa (16/1), menjelaskan target produksi pada 2017 yang mencapai 408.348 ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 256.197,53 ton beras tidak terlampaui. 

Produksi padi Riau pada tahun 2017 berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) dari Badan Pusat Statistik setempat hanya mencapai 234.357 ton. "Artinya realisasi produksi beras di Riau pada tahun 2017 tidak tercapai," ulas Ferry.

Beberapa kendala yang menyebabkan tidak tercapainya sasaran produksi, antara lain perubahan iklim yang sulit diperkirakan sehingga berdampak terhadap jadwal tanam petani yang mengalami pergeseran, dan bantuan pemerintah yang direncanakan untuk membantu petani ada yang mengalami rasionalisasi anggaran. "Selain bantuan yang dikurangi, proses rasionalisasi turut andil dalam terjadinya keterlambatan bantuan pemerintah," ujarnya.

Kemudian, kendala lain adalah sulitnya memotivasi petani untuk melakukan penanaman dua kali setahun. Selain lahan usaha taninya yang sebagian besar di Riau adalah sawah tadah hujan, juga karena adanya kebiasaan masyarakat di lahan sawah dibolehkan jadi lahan penggembalaan sapi selama enam bulan setiap tahun. "Ada kebiasaan masyarakat dan kesepakatan bahwa di lahan sawah jadi lahan penggembalaan sapi, yaitu enam bulan (sapi) lepas dan enam bulan di kandang," ungkap Ferry.

Selain itu, luas lahan padi ladang semakin berkurang. Umumnya usaha tani padi ladang dilaksanakan di lahan-lahan perkebunan karet dan kelapa sawit, sebelum tanaman induk besar atau menghasilkan atau pada umur tanaman di bawah tiga tahun.

Luas lahan padi yang berkurang terlihat pada data luas panen yang cenderung turun sejak 2013. Luas lahan panen pada 2013 mencapai 118.518 hektare (Ha), turun jadi 106.037 Ha pada 2014, dan pada 2017 mencapai 95.176 Ha berdasarkan ARAM II BPS Riau.

 Tingkat produktivitas padi di Riau pada tahun 2017 sebesar 39,25 kuintal per hektare (ku/ha) dalam GKG. Bila dibandingkan produktivitas padi nasional, angka ini masih rendah. Produktivitas padi nasional sebesar 52,36 ku/ha GKG.

Ferry menjelaskan, Pemprov Riau terus berupaya untuk mencegah perubahan fungsi lawan pertanian padi dengan berbagai cara, antara lain dengan mengupayakan introduksi teknologi budidaya padi kepada petani agar tingkat produktivitas padi yang dihasilkan terus meningkat, sehingga margin keuntungan yang akan diperoleh petani terus meningkat, dan tidak kalah oleh usaha tani lainnya. Kemudian, dengan mengupayakan agar Rencana Peraturan Daerah (Ranperda) Provinsi Riau tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dapat dibahas dan disahkan, dan melakukan sosialisasi tentang pentingnya membangun ketahanan pangan daerah secara bersama-sama.

Pemprov Riau juga menargetkan pada tahun ini bisa meningkatkan produktivitas menjadi 41,19 ku/ha GKG dengan luas panen bertambah jadi 97.111,20 Ha, dan target produksi padi sebesar 400.045,70 ton GKG. Ia menambahkan, Jumlah penduduk Riau pada 2017 sebanyak 6.657.911 jiwa, dengan kebutuhan beras untuk konsumsi mencapai 763.063 ton/tahun. Dengan jumlah produksi yang hanya mencapai 234.357 ton beras, Artinya Riau masih defisit beras sebanyak 528.706 ton.

 "Pasokan beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, biasanya terutama berasal dari provinsi terdekat seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, dan Sumatera Selatan. Namun, untuk jenis  beras tertentu seperti beras premium, ada juga yang didatangkan dari Pulau Jawa," tutup Ferry. (*)

sumber:antarariau

    
TERKAIT