Kenapa Kota Bertuah Tak Lagi Jadi Tumpuan Pendatang?

Pekanbaru.
toRiau-Pengamat Ekonomi Universitas Riau Prof HB Isyandi, menyebutkan arus urbanisasi, yakni warga dari desa asal berbagai provinsi yang datang ke Provinsi Riau pascalibur Idul Fitri tahun 2017 dibanding tahun 2016 menurun.

"Penurunan ini terjadi antara lain lebih akibat lesunya pertumbuhan ekonomi nasional dan berdampak juga ke Riau," kata HB Isyandi, Kamis (6/7).

Menurut  Isyandi yang juga Ketua Jurusan Ilmu Ekonom, Fakultas Ekonomi Universitas Riau ini, lesunya pertumbuhan ekonomi ditandai dengan banyak perusahaan di Batam, Tanjung Pinang, Balai Karimun dan daerah lainnya tutup.

Bahkan, katanya lagi, sejumlah media cetak di Provinsi Riau cenderung merumahkan karyawan dan wartawan, karena bantuan APBD dari kabupaten dan kota di Riau juga sudah menurun.

"Terjadinya pemutusan hubungan kerja bagi sejumlah perusahaan maka mengakibatkan masyarakat menjadi cerdas, dan akan berpikir berulangkali untuk membawa kerabatnya ke Pekanbaru," katanya.

Sebab, katanya, dalam kondisi ekonomi yang lesu kini untuk memberi nafkah keluarganya  saja sudah sulit, apalagi jika ingin membawa kerabat ke kota dan ini justru akan menambah beban keuangan mereka.

Seperti disampaikan Hendra (35), dirinya saat balik lebaran tidak lagi membawa kerabatnya di kampung untuk mencari pekerjaan di Pekanbaru.

"Pendapatan saya sebagai karyawan menurun, bagaimana mungkin untuk membawa kerabat ke Pekanbaru, untuk menafkahi anggota keluarga saja sulit lalu bagaimana bisa untuk memberi makan orang lain," katanya.

Dia mengaku banyak kerabatnya di kampung meminta ikut bersamanya ke Pekanbaru untuk merubah nasib, namun terpaksa ditolaknya karena lesunya pertumbuhan ekonomi di Pekanbaru dan sekitarnya.

HB Isyandi juga memandang, pertumbuhan sektor pertanian, perdagangan mengalami penurunan, begitu juga dengan sektor perkebunan dimana kini harga sawit berkisar Rp1.300/kg yang seharusnya Rp4.000per kg, dan karet kini Rp5.000/kg yang seharusnya Rp9.000/kg itu.

Jika sektor ini tumbuh dan berkembang dengan baik, katanya diyakini akan mampu mendongkrak perolehan pajak, kendati memang pertumbuhan ekonomi menggeliat hanya dipengaruhi sektor pariwisata berkaitan dengan panjangnya libur Idul Fitri tahun 2017.

"Kendati libur Idul Fitri 2017 cukup panjang namun tidak mendorong pertumbuhan industri dan perdagangan yang lebih baik di daerah ini, sehingga arus urbanisasi pun juga mengalami penurunan," katanya. (ant)

sumber:antarariau


TERKAIT