Begini Upaya Pemkab Rohul Bebas Tubercolusis

Bambang Triono.
toRiau-Dinkes Kabupaten Rohul telah menyiapkan satu unit mobil kesehatan. Mobil kesehatan yang dilengkapi peralatan medis juga labor ini nantinya akan keliling ke 16 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Rohul, guna menjaring, mendata dan mengobati penderita penyakit Tuberculosis atau yang lebih dikenal penyakit TBC.

Informasi ini disampaikan Kepala Dinkes Rohul Bambang Triono, Senin (26/3). Ia menjelaskan pihaknya harus jemput bola untuk mencegah berkembangnya penyakit TBC di tengah masyarakat. Mobil kesehatan keliling inilah yang nantinya akan turun langsung jika ada indikasi masyarakat penderita penyakit ini.

"Mobil dan petugas kesehatan yang sudah dilengkapi peralatan tersebut, sengaja disiapkan dalam rangka memperingati Hari Tuberculosis se-Dunia tahun 2018 dan menuju Indonesia Bebas Tuberculosis tahun 2050," ujarnya. Nantinya, petugas kesehatan di Kabupaten Rohul akan keliling ke-16 kecamatan di Rohul, selain mendata, memeriksa sekaligus melayani juga mengobati masyarakat yang positif terkena gejala TBC setelah dilakukan tes labor yang sudah disiapkan.

Ia menerangkan, petugas dan obat-obatan termasuk laboraturium sudah lengkap di kendaraan keliling, yang nantinya turun ke desa-desa, untuk mencari masyarakat yang dicurigai menderita TBC. Kemudian, masyarakat tersebut akan dilakukan pemeriksaan, sekaligus pengobatan dan pemberian obat.

Masyarakat yang mengalami batuk berkepanjangan atau menderita TBC, agar mengecek kesehatannya baik ke petugas keliling, juga Puskemas dan RSUD, nantinya bila positif akan diobati hingga sembuh. Karena penyakit TBC yang dapat menular melalui pernapasan atau udara, bisa diobati dan penderitanya sembuh. Pengobatan yang kita lakukan sampai si penderita sembuh, juga nantinya diberikan obat yang harus dikonsumsi penderita TBC sampai mereka sembuh.

Masyarakat juga diimbau, agar tidak takut berobat, selain gratis karena ini program nasional, juga diharapkan di Rohul penderita TBC bisa hilang dan diobati dengan penanganan yang dilakukan secara sistim jemput bola. “Tahun 2018 sudah prioritas eleminasi TBC, sudah lama dilakukan klinik, RS swastas, Puskemas. Dari tahun ke tahun penemuhan rendah karena sulit, sehingga petugas kita agar mencari di masyarakat. TBC ada kantongnya, dan ini menular sehingga harus menemukan kantongnya,” imbaunya.

Bambang menambahkan, untuk penyebaran TBC di Rohul merata. Terutama berkembang di pedesaan, dimana TBC itu berkembang dalam udara dan hawa yang lembab yang tidak terkena sinar matahari. Karena di pagi hari, rumah warga ditutup baik semua jendela dan pintu karena penghuninya pergi ke kebun dan ladang. Kemudian terkait angka TBS tahun 2017, setiap tahun ada target harus menemukan 600 kasus TBC. Pihaknyta, menemukan sekitar 82 persen, artinya temuan itu sudah bisa dikatakan berhasil. Karena etimasi angka berdasarkan berapa kasus TBC di Rohul.

“TBC dari awal dulu, pengobatannya sudah kita dilakukan baik klinik juga rumah sakit swasta. Sistim pengobatan bagi penderita TBC program 6 bulan, yang diberikan dengan obat program. TBC resensinya tinggi, paling tidak 3 jenis antibiotik. Maka dengan adanya obat program, penderita TBC cukup makan 1 tablet, dimana dalam 1 tablet kini sudah ada unsur 3 antibiotik di dalamnya,” kata Bambang. (mcr/adm)
TERKAIT