Cerita Sebutir Kurma di Bulan Puasa

Ilustrasi.
toRiau-Tak ada kebaikan yang sepele dalam Islam jika ia diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan setengah butir kurma pun dapat menjauhkan seorang hamba dari siksa neraka, apalagi yang lebih besar dari itu. Rasulullah bersabda: Jagalah diri kalian dari neraka, walau dengan separuh kurma.(HR Bukhari).

Dalam Islam, ukuran dan kuantitas bukanlah segalanya karena nilai pahala akan sebuah amalan relatif pada niat serta keselarasannya dengan contoh Nabi. Jangankan lebih kecil dari setengah butir kurma, kebaikan sebesar zarah pun tidak luput dari perhitungan Allah dan akan Allah tampakkan kepada pelakunya di Akhirat. Ahli tafsir berkata bahwa zarah adalah semut kecil atau butir debu yang terbang. Keduanya jauh lebih kecil dari setengah butir kurma.

Demikian pula keburukan. Sekecil apa pun keburukan maka ia tidak juga luput dari perhitungan Sang Khalik. Allah berfirman: Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihatnya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihatnya.(QS al- Zalzalah: 7-8).

Hanya saja, Allah mengampuni sebagian besar dari dosa-dosa manusia. "Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS asy-Syura:30).

Bahkan, dalam sebuah hadis berderajat sahih diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim disebutkan bahwa dosa-dosa kecil itu dapat hapus dengan ibadah shalat yang kita lakukan, kesedihan dan keletihan yang menimpa, demam, tertusuk duri, atau untaian istighfar yang kita ucapkan. Adapun dosa besar penawarnya adalah tobat.

Bukan saja terasa manis, mengenyangkan, dan bernilai ibadah ketika kita memakannya saat berbuka dengan jumlah ganjil, tapi kurma dapat menjauhkan kita dari siksa Neraka yakni dengan menyedekahkannya. (rpc/adm)
TERKAIT