Pemkab Rohil Kembangkan Ternak Program UPSUS SIWAB, Hasilnya Lebihi Target Pencapaian

Bupati Rohil H Suyatno saat meninjau proses Inseminasi Buatan (IB) ternak di Bagansinembah
toRiau-Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dalam upayanya meningkatkan perekonomian para peternak di Rokan Hilir mengalami peningkatan yang signifikan.

Dalam kurun waktu dua tahun dimasa pemerintahan Bupati H Suyatno dan wakil Bupati Drs Jamiludin, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Rohil sudah berhasil meningkatkan perkembangan ternak sapi dengan Upaya Khusus Sapian Induk Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) yang programnya sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu. Hasilnya pada tahun 2018 sungguh luar biasa, bisa melebihi target pencapaian yang telah diprogramkan.
 

Pembangunan sub-sektor peternakan  di Rohil merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian, dimana sektor ini memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat atas bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan rata-rata pendapatan penduduk serta taraf hidup petani, peternak dan nelayan Rohil.

Bupati Suyatno berharap bahwa Keberhasilan UPSUS SIWAB  menjadi harapan baru bagi masyarakat Rohil agar kebutuhan pangan hewani dapat terpenuhi di Kabupaten Rokan Hilir, sehingga daerah tidak susah lagi mendatangkan dari luar daerah, baik berupa ternak bakalan maupun kebutuhan daging.

“Program UPSUS SIWAB ini merupakan upaya kita dalam mengembangkan swasembada daging, namun hal itu diperlukan komitmen bersama antara pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten untuk bersama-sama dan bahu-membahu melaksanakan kegiatan ini, sehingga harapan untuk dapat swasembada daging sapi dapat tercapai.”

Kementerian Pertanian telah meluncurkan program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (UPSUS SIWAB) sejak Tahun 2016, namun Kabupaten Rokan Hilir sendiri menurut Kadis Pertanian dan Peternakan Rohil Isa Ahmadi,  baru menjalankan program tersebut Tahun 2017. 

Tahun 2017, Disnas Ketahanan Pangan dan Pertanian Rohil  melakukan sosialisasi tentang program UPSUS SIWAB kepada seluruh kelompok ternak yang ada di Kabupaten Rohil.
Dengan memberikan pemahaman program Upsus SIWAB kepada masyarakat, UPSUS SIWAB mencakup dua program utama yaitu peningkatan populasi melalui Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (INKA).

Program tersebut dituangkan dalam peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting yang ditandatangani Menteri Pertanian pada tanggal 3 Oktober 2016.
Upaya ini dilakukan sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mengejar swasembada daging yang ditargetkan Presiden Joko Widodo tercapai pada 2026 mendatang serta mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pemenuhan pangan asal hewan, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat.

Intensifikasi Kawin Alam (INKA) adalah upaya peningkatan populasi ternak sapi/kerbau yang dilakukan melalui pemakaian dan distribusi pejantan unggul terseleksi berdasarkan penilaian performance tubuh dan kualitas semen, berumur lebih dari dua tahun dan bebas dari penyakit reproduksi.

Sedangkan Untuk seleksi betina/induk diharapkan memiliki deskriptif berupa induk yang dapat beranak setiap tahun,  skor kondisi tubuh 5-7,  badan tegap, sehat dan tidak cacat, tulang pinggul dan ambing besar, lubang pusar agak dalam dan Tinggi gumba > 135 cm dengan bobot badan > 300 kg.

Kawin alam digunakan dengan mempertimbangkan bahwa secara alamiah ternak memiliki kebebasan hidup di alam bebas, sehingga dengan sikap alamiah ini perkembang biakannya terjadi secara normal.

KEGIATAN INSEMINASI BUATAN/KAWIN SUNTIK sebagaimana yang disampaikan Bupati Rokan Hilir H Suyatno melalui Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Rokan Hilir Ir. Isa Ahmadi bahwa Inseminasi Buatan (IB)  merupakan salah satu pilihan yang tepat yang dapat diandalkan dalam memperbanyak populasi ternak.

IB adalah teknik memasukan mani atau semen ke dalam alat reproduksi ternak betina sehat untuk dapat membuahi sel telur dengan mengunakan alat inseminasi.

“IB sangat dianjurkan dan ada beberapa tujuan yang dapat dicapai yaitu Untuk memperbaiki mutu ternak yang dihasilakn. Sebab bibit berasal dari pejantan yang unggul atau pilihan lebih efisien karena tidak mengharuskan pejantan unggul dibawa ke tempat betina, cukup semennya saja dapat meningkatkan angka kelahiran denga cepat dan teratur serta  mencegah terjadinya penularan  atau penyebaran penyakit kelamin,”  kata Isa Ahmadi.

Selain itu jika dibandingkan dengan cara Intensifikasi Kawin Alam (INKA) banyak keuntungan yang akan diperoleh peternak apabila  mengunakan cara IB diantaranya menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan, dapat mengatur kelahiran ternak dengan baik, mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (in breeding).

Dengan peralatan dan teknologi yang baik, sperma dapat disimpan dalam waktu yang lama. Semen beku dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati. Untuk menghindari kecelakaan yang sedang terjadi saat perkawinan akibat dari fisik pejantan terlalu besar serta  menghindari ternak dari penularan penyakit akibat hubungan kelamin.

Kendati IB sangat menguntungkan dalam pengembangbiakan ternak namun tidak menutup kemungkinan  terjadi juga kegagalan atau kwalitas dan prosentase kebuntingan tidak sesuai yang diharapakan.

Untuk itu dijelaskan Isa Ahmadi perlu diketahui beberapa faktor penyebab rendahnya prosentase kebuntingan seperti Fertilisasi dan kwalitas mani beku yang jelek/rendah, Inseminator kurang/tidak terampil, Petani/peternak kurang atau tidak terampil medeteksi birahi, Pelaporan terlambat atau pelayanan inseminator yang lamban dan Kemungkinan ada gangguan reproduksi ternak betina. Dari sekian faktor penyebab tersebut yang paling penting adalah mendeteksi  birahi.

Jumlah Total IB (Inseminasi Buatan) Tercatat Tahun 2018 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Rokan Hilir    
No    Bulan        Jumlah IB (dosis/ekor)    Ket.
1.    Januari                         69  
2.     Februari                     75  
3.     Maret                          112  
4.     April                            101  
5.     Mei                              146  
6.     Juni                               83    
7.     Juli                               108  
8.     Agustus                       125 
9.     September                  114
10.     Oktober                       93  
11.     November                    96 
12.     Desember                    55    
Total        1177                Target 1000             % Pencapaian 117.7  

Tabel di atas menunjukan bahawa program UPSUS SIWAB ternak sapi di Rohil dapat berkembang pesat dan hasilnya melebihi target.  Distan Rohil menargetkan 1000 sapi betina dapat bunting dengan system IB, namun hasilnya bisa mencapai 1117 ekor sapi. Artinya persentasi pencapaian 117,7 persen, sudah melebihi yang ditargetkan Pemkab Rohil. Hal ini bisa mendukung memenuhi target  pencapaian swasembada daging nasional yang ditargetkan pemerintah akan tercapai pada tahun 2026.  

Pendukung keberhasilan Upsus SIWAB diantaranya adanya kegiatan penanaman hijau pakan ternak didaerah insentif dan di daerah eksentif, penangganan gangguan reproduksi, perbaikan reproduksi karena hipofungsi dan penyelamatan pemotongan betina produktif.

Penyediaan Sarana IB (Container, N2 Cair, Semen Beku), serta pengembangan dan penyediaan tenaga/ petugas Inseminator, Pemeriksa Kebuntingan (PKb) dan Asisten Teknis Reproduksi (ATR) berbasis kompetensi. (ADV/Humas/iw)
TERKAIT